Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau sering disingkat PPOK adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang.
Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas. PPOK umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis kronis dan emfisema.
Beberapa faktor yang turut meningkatkan risiko seseorang terkena PPOK, yaitu:
- Kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok dalam jangka waktu yang lama
- Terpapar polusi udara seperti debu, asap pembakaran, maupun zat kimia tertentu dalam jangka waktu yang lama
- Menderita penyakit asma pada masa kanak-kanak
- Kondisi genetik langka di mana tubuh kekurangan protein alfa-1 antitripsin.
WHO menyebutkan bahwa PPOK adalah penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak ketiga di dunia dengan total 3,23 juta kasus kematian pada tahun 2019.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI terus menggalakkan upaya-upaya untuk mencegah secara dini peningkatan kasus PPOK di masyarakat yakni melalui skrining utamanya kepada masyarakat yang berisiko.
Pada hari Rabu tanggal 2 Oktober 2024, bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, Kemenkes melaksanakan skrining PPOK di PT. Antam Tbk Pomalaa yang menyasar karyawan beserta keluarganya yang notabene bekerja dan tinggal di wilayah industri nikel PT. Antam dimana penduduk yang bermukim di kawasan industri atau pabrik seperti ini berisiko terkena PPOK karena adanya polusi asap pabrik dan aktivitas pertambangan.
Skrining PPOK ini turut dirangkaikan dengan pemeriksaan PTM berupa tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan asam urat. Sebanyak 253 orang karyawan beserta keluarganya diperiksa PTM yang kemudian dilakukan pengisian kuesioner PUMA. Kuesioner PUMA merupakan salah satu instrumen yang berisi penentuan skor untuk deteksi dini dalam menentukan pasien mengarah ke PPOK atau tidak. Jika ditemukan kasus yang mengarah ke PPOK, maka dilakukan pemeriksaan Spirometri. Spirometri adalah tes untuk mengevaluasi fungsi paru-paru dengan mengukur volume udara yang dihirup dan dihembus, serta kecepatan aliran udara. Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus bernama spirometer. Disini ditemukan 19 orang yang dideteksi mengarah ke PPOK, kemudian dilakukan pemeriksaan Spirometri. Untuk pengoperasian Spirometer, terdapat 2 orang dokter yang telah dilatih sebelumnya.
Melalui pemeriksaan ini diharapkan dapat mendeteksi lebih dini jika terdapat gejala gangguan paru sehingga dapat segera direkomendasikan kepada yang bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
Selain pemeriksaan PTM dan PPOK ini, juga ada paparan materi dari beberapa narasumber yakni dari Kementerian Kesehatan dr. Aries Hamzah, M.KM, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kolaka dr. Muhammad Aris, S.Ked., M.KM, Kepala Bidang P2P Dinkes Kab. Kolaka Iwan, SKM, serta Direktur RS Antam Pomalaa dr. H. Abd. Azis Amin, MARS. Seluruh materi ini untuk memberikan pemahaman kepada para karyawan yang hadir terkait PPOK ini serta upaya-upaya untuk mencegahnya.
Dalam kesempatan ini pula hadir Manager PT. Antam. Tbk Pomalaa yang diwakilkan oleh Manager HSSE Bapak Radiant Prasetyo. Dalam sambutannya disampaikan bahwa Pihak Antam berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan serta Dinas Kesehatan Kab. Kolaka atas diselenggarakannya kegiatan deteksi dini PPOK dan PTM bagi para karyawannya. Tentunya hal ini berdampak positif bagi kami secara keseluruhan, melalui kegiatan ini kami bisa mengetahui lebih awal kondisi kesehatan para karyawan beserta keluarganya khususnya terkait Penyakit Tidak Menular. Dan perlu diketahui bahwa dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan MCU bagi para karyawan, sehingga hasil pemeriksaan PTM ini bisa jadi acuan bagi para karyawan untuk mengetahui kondisi kesehatannya sehingga bisa diatasi lebih awal, dan pada saat MCU nantinya kondisi kesehatan karyawan dalam keadaan lebih sehat.
Dalam kegiatan ini, salah satu hal yang menarik adalah pihak PT. Antam menyediakan doorprize bagi para karyawan yang hadir dengan berbagai hadiah menarik. Harapannya adalah para karyawan maupun keluarganya lebih antusias untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan ini.
Humas