Stunting adalah salah satu masalah gizi yang berdampak buruk terhadap kualitas hidup anak dalam mencapai titik tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi genetiknya. Chilhood stunting atau tubuh pendek pada masa anak-anak merupakan akibat dari kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan di masa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. (Kemenkes RI, 2015). Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian stunting antara lain, berat badan lahir, panjang badan lahir, usia kehamilan, pola asuh ibu, serta konsumsi gizi sejak masa kehamilan. Oleh karenanya perlu perhatian khusus utamanya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Jika melihat kembali data Stunting, proporsi balita stunting secara nasional tahun 2018 adalah 30,8% yang terdiri 11,5% sangat pendek dan 19,3% pendek. Untuk di Kabupaten Kolaka, pada tahun 2019 persentase stunting sebesar 17.1%, tahun 2020 sebesar 14.8%, dan tahun 2021 sebesar 12.2%. Oleh karena itu, berbagai upaya penanganan stunting di Kabupaten Kolaka terus dilaksanakan secara terpadu, dimana tahun 2021 telah dilaksanakan kegiatan pencegahan dan penanganan Stunting mulai dari Aksi 1 s/d Aksi 8.
Untuk mengatasi stunting, beberapa program dicanangkan oleh Pemerintah Pusat dan organisasi peduli kesehatan yang ada di Indonesia. Salah satunya, Program Aksi Cegah Stunting (ACS) yang diprakarsai oleh Habibie institute. Program ACS merupakan salah satu intervensi gizi spesifik dengan deteksi dini balita bermasalah gizi melalui poros Posyandu, Puskesmas dan RSUD. Termasuk yang dilaksanakan hari ini Senin tanggal 21 Februari 2022 di Kelurahan Ulunggolaka Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka, Wakil Bupati Kolaka H. Muhammad Jayadin, SE, ME didampingi oleh Ketua DPRD Kolaka beserta beberapa anggota DPRD Kolaka lainnya, Asisten I Setda Kolaka, Kepala Bappeda Kolaka, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kolaka, serta Camat Latambaga, mencanangkan Aksi Cegah Stunting (ACS) ini yang dirangkaikan dengan kegiatan Musrenbang Kecamatan Latambaga yang dilaksanakan di Taman Wisata Alam Kea-Kea. Pencanangan ini ditandai dengan pemukulan Gong oleh Bupati Kolaka. Wakil Bupati Kolaka 2 periode ini mengungkapkan dalam sambutannya bahwa di Indonesia pada tahun ini hanya ada 15 Kabupaten/Kota yang menjadi Lokus ACS, salah satunya adalah Kabupaten Kolaka ini. Beliau menambahkan bawa masa keemasan anak-anak kita adalah 1000 hari pertama kehidupan, jadi di usia ini yang harus kita jaga, agar pertumbuhannya kelak bisa lebih optimal baik pertumbuhan fisik maupun otaknya.
Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kolaka Drs. Harun Masirri, Apt, M.Kes juga membawakan sambutannya, beliau mengatakan menjelaskan bahwa target Stunting 14% dan Wasting 7% pada tahun 2024 yang merupakan target nasional, adalah merupakan tantangan bagi kita untuk bisa mencapainya secara bersama-sama.
Aksi Cegah Stunting di Ulunggolaka ini disepakati dalam rapat bersama tim Pencegahan Stunting Kab. Kolaka diberi nama ACS Mendidoha yang merupakan bahasa daerah setempat yang berarti Sehat Walafiat, dengan harapan bahwa pelaksanaan ACS di Kabupaten Kolaka ini akan semakin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Setelah pencanangan ini, Wakil Bupati Kolaka beserta rombongan kemudian bergeser ke kantor Lurah Ulunggolaka untuk melaksanakan beberapa kegiatan yang menjadi rangkaian dari pencanangan ACS ini antara lain Senam Germas, Pemeriksaan PTM, Gerakan Makan Buah dan Sayur, Akselerasi Makan telur dan Minum Susu bagi 30 Balita yang bermasalah gizi di Kelurahan Ulunggolaka, sosialisasi gemar makan ikan dan sayur, serta penyerahan secara simbolis buket selada dari Dinas Ketahanan Pangan, Abon Ikan dari Dinas Perikanan, Beras Nutrizink dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura.
Humas Dinkes